MR-28 | Dr. Muhammad Salman Palewai, S.Ag, M.Ag

Summary of Key Themes and Messages

The excerpts primarily focus on the importance of maintaining istiqamah (steadfastness) in faith and practice, especially during the holy month of Ramadan. Here are the key points:

  1. Significance of Ramadan: The month of Ramadan is highlighted as a time for increased worship and good deeds, such as reading the Quran and performing both obligatory and voluntary prayers. The speaker emphasizes the need to maintain this spiritual momentum beyond Ramadan, avoiding the common trend of reduced religious activity after the month ends .
  2. Concept of Istiqamah: Istiqamah is described as the commitment to adhere to the teachings of Allah and to remain steadfast in one’s faith. The speaker reassures that those who practice istiqamah will receive divine support and tranquility in their lives .
  3. Divine Promises: The speaker references Quranic verses that promise happiness and peace to those who declare their faith and remain steadfast. The presence of angels is also mentioned as a source of comfort for the steadfast believers .
  4. Facing Challenges: The importance of maintaining faith during difficult times is emphasized. The speaker encourages believers to seek help from Allah when facing fears or uncertainties about the future .
  5. Death and Afterlife: The speaker discusses the stages of death and the importance of dying in a state of faith. It is suggested that one’s habits and practices in life will influence the state of their death and the afterlife c420376c-6a5b-4014-ae4c-3d6e14c2eb1d>.
  6. Encouragement to Pray: The speaker concludes with a call to prayer, asking Allah for guidance and support in maintaining steadfastness in faith and worship .

In summary, the excerpts convey a strong message about the importance of steadfastness in faith, especially during Ramadan, and the need to carry that commitment into everyday life. The speaker encourages believers to seek divine assistance and to remain engaged in their spiritual practices.

Transcript

waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh Alhamdulillah Alhamdulillahiabbil alamin wabihi nastain umur dunya wal ak wasatu wasalamu asya wal mursalin waa alihibihi ajm wabah

00:29

yaumidin subhanakaanaamana Ka muslimin muslimat jemah taru yang sama berbahagia Pada malam hari ini saya hanya ingin mentakitkan atau memperkuat tadi apa yang disampaikan oleh panitia

00:56

kita bahwa mari kita istikamah Saya sangat yakin Bapak Ibu bahwa di bulan suci Ramadan ini luar biasa peningkatan ibadah kita Baca Quran kita meningkat sedekah kita meningkat salat kita bukan saja salat

01:24

fardu tetapi salat sunat pun kita lakukan Termasuk yang akan kita lakukan lagi nanti iktikaf Tinggal bagaimana mempertahankan ritme ibadah kita di bulan suci Ramadan ini sampai di luar bulan suci Ramadan Saya sering bergurau dengan kawan-kawan bahwa jangan seperti di kampung-kampung Kalau di kampung itu luar biasa Kalau

01:52

Ramadan ramai masjid sampai pengurus mendirikan tenda di luar masjid Tapi begitu lewat Ramadan hilang jemaahnya Salat magrib tinggal dua orang Pak Imam dengan ada satu orang jemaahnya Salat Isya tinggal Pak Imam Begitu salat subuh Pak Imam pun sudah tidak ke masjid Wah ini ah ini ini terjadi Tetapi mudah-mudahan kita bisa mempertahankan

02:21

ini Inilah yang disebut dengan istiqamah Kita berjalan di atas kebenaran di atas perintah-perintah Allah Kita pertahankan itu Berat memang Bapak Ibu Berat Karena beratnya istikamah itu ada beberapa hal atau ada yang ingin dijanjikan oleh Allah Subhanahu wa taala Apa itu bahwa orang yang istikamah seperti kita semua

02:49

insyaallah akan diberikan kebahagiaan ketenangan dalam hidup ini Allah Subhanahu wa taala menjanjikan innalladzina qalu rbunallah Sesungguhnya orang-orang yang berkata rbunallah tummqamu kemudian dia istiqamah dalam kebaikan itu Dia pertahankan keimanannya Tatanazzalu alaihimul

03:21

malaikah Malaikat turun mendampingi kita menemani kita Kemudian malaikat itu selalu membisikkan Allah Tahap Jangan kau takut Ah ini yang membuat orang gelisah Bapak Ibu Ini yang membuat orang tidak bahagia Ketakutan di masa yang akan datang Bagaimana nanti kalau saya sudah pensiu masih adakah yang menghormati

03:49

saya allah Tahapu Jangan kau takut Bagaimana nanti kalau saya tua siapa yang mengurus saya alla tahafu Jangan takut Bagaimana nanti menghadapi sakaratul maut lagi-lagi selalu dibisikkan Allah tahu Jangan takut Bagaimana nanti di kubur saya sendiri allah tahu Bagaimana nanti di siratal mustaqim bagaimana nanti timbangan bagai allah thabu Jangan kau takut Allah tahu wala

04:20

tahzanu Jangan juga merasa sedih Ah Mengapa orang bersedih karena masa lalu saya pernah dikasih begini jangan sedih lupakan itu Dan yang paling menarik wa absyiru bil jannah Bahagialah Anda gembiralah dengan surga yang dijanjikan oleh Allah Subhanahu wa taala Saya pernah mendengar Bapak Ibu yang saya hormat seorang ulama

04:48

menyampaikan bahwa jikalau seseorang menghadapi sakaratul maut maka dia melewati empat tahapan Yang pertama ada yang disebut dengan fase nuriah Orang yang mau meninggal itu melihat cahaya Tiba-tiba keluar dari rumah tiba-tiba ada cahaya lewat Wah hati-hati Pak Jangan-jangan ini tanda kematian namanya nuriah Setelah itu fase

05:17

ruhih Orang yang mau meninggal itu melihat ruh-ruh orang yang sudah meninggal Ah orang tuanya sudah lama meninggal Tiba-tiba dia katakan “Nak buka pintu Ada mam di luar.” Wah padahal mama ini sudah lama meninggal Ah kemungkinan sudah masuk pada fase ruhiah Ah setelah itu melangkah berikutnya fase

05:45

syirriah Apa itu fase syriah orang yang mau meninggal itu dia melihat sesuatu rahasia Yang tahu cuma dia Orang yang di sampingnya itu tidak tahu Ah di situlah diminta kita untuk menuntun Linu mautakum bilahaillallah Ah dampingi mereka untuk membaca lailahaillallah Lailahaillallah Lailahaillallah Karena dia sementara

06:11

bertarung Ah Ah Fase keempat Ah sayangnya ini pada fase keempat ini tidak semua orang melewati itu Ada orang yang hanya sampai pada fase Syria meninggal Tetapi orang yang mendapatkan rahmat akan sampai pada fase ilahiah Ah di situlah orang yang mau meninggal itu tenang Mungkin anaknya berkata “Mak saya

06:41

bawa ke rumah sakit.” Tidak usah Nak Saya sudah mau berangkat Sudah saya sudah lihat tempatku Nah inilah wabiru bilitum tuadun Ah mudah-mudahan kita sampai pada fase itu Ah tetapi perlu perlu diingat yang mendapatkan fasilitas ini adalah yang istiqamah Innalladzina qalu rbunallah Yang mengatakan rabbunallah tummastqamu Kemudian istiqamah Sebab ada orang mudah-mudahan

07:10

tidak ada di masjid ini Kalau di masjid rabbun Allah sepertinya sudah mau meninggal besok Tapi begitu di warkop wah hilang rabbunallahnya Lain modelnya Kalau di di masjid rabbunallah Begitu keluar di masjid eh diambil sandalnya orang Eh ditanya kenapa kau ambil sandalnya bilang pak ustaz yang bilang ambil yang baik tinggalkan yang jelek Wah ini salah paham ini Ah ini

07:38

namanya tidak istikamah Tidak istikamah dalam berbagai kondisi Dalam berbagai kondisi Rabbun Allah Ada juga orang kalau di kampungnya rabbun Allah Allah Tuhan kami Tapi begitu dinas ke Jakarta ah hilang rabbunallahnya Begitu ada penggerebekan ah didapat dikasih tahu istrinya “Eh ada bapaknya anu saya lihat didapat.” Bilang “Tidak mungkin.” Ya tidak mungkin kalau di kampunya tapi kalau di luar kampung

08:06

betai kata orang Bugis Ah di sinilah pentingnya istikamah Ah ada juga orang ketika dia nyaman perasaannya Rabbunallah Rabbunallah bahagia Rabbun Allah Tapi begitu menghadapi tantangan ah misalnya hilang HP-nya hah HP R juta hah HP R juta bagaimana caranya hilang dia bilang “Saya cuma simpan di ruang tamu Tiba-tiba saya masuk keluar saya hilang.”

08:36

Ah tiba-tiba ada tetangganya berbisi “Eh kau mau dapat kembali lagi HP-mu.” Dia bilang “Iya.” “Bagaimana caranya?” Dia bilang “Ada orang di sana pintar namanya Deng Kebo.” Misalnya “Ah kau mau kau mau dapat eh saya tamani Ki.” Dia bilang “Saya kira kita selalu ikuti pengajian ikuti ceramah-ceramah tidak boleh ee kita begitu.” Dia bilang “Terserami kamu Pengajianmu kamu kau mau pertahankan atau HP-mu kau mau dapat kembali.” Ah

09:03

bertarunglah di situ Ah bertarunglah Ah di sini di sinilah dibutuhkannya apa yang disebut dengan istiqamah Ah bahkan kata Profesor Dr Quraisi Siihab bahkan ada debu-debu syirik yang kadang menggorogoti umat beriman itu Contohnya takut di angka 13 Wah apa ada apa ini angka 13 ini kalau di perumahan saya nomor 10

09:33

11A 12B 14 Eh mana 13 eh hilang Takut Kalau di hotel lantai 10 11 12 eh langsung ke berapa 14 Mana 13 ah takut di angka 13 diperlukan istikamah Ah mudah-mudahanlah kita yang berada di kota ini sudah tidak berprinsip seperti Saya baru-baru mendengar Pak Saya baru-baru mendengar ternyata waktu Pilkada yang lalu katanya banyak yang

10:03

memakai konsultan spiritual yang disebut dengan sunruh Kata orang Bugis memakai memakai dia bertanya dia memakai bagaimana memenangkan ini dan menggunakan dua berarti ada ada kemusyrikan Ah ini sudah kita harus buang jauh-jauh ini ada orang Pak bertamu disuruh minum teh Tabek minum teh tak dia bilang minum Begitu keluar dari rumah kenapa tidak minum teh bagaimana saya mau minum yang

10:31

disuguhkan tadi tuan rumah bukan teh tapi jimatnya dia rendam begini Bilang bukan jimat itu Itu namanya teh celuk Wah kenapa kenapa dia begitu karena paradigmanya itu selalu dilihat Bahkan saya teringat sekali Pak ini ini saya teringat sekali ceritanya Gus Dur Saya teringat sekali ceritanya Gus Dur Ada ya ada orang yang mau main bola main terakhir dan dia harus menang Kalau kalau seri gugur samalah mungkin posisinya

11:01

Indonesia sekarang harus menang Ah supaya dia menang dia lagi pakai konsultan begitu dukun Tetapi orang kampung dia panggil bilang tolong menangkah kami Dia bilang berapa kalau bisa 10 Wah dukunya bilang wahya beres-beres Ah dibawalah ke stadio Stadionya di sini tembok lawan di sini Dia dukunnya di sini dia baca-bacain Begitu selesai pertandingan hasilnya lima sama Padahal tadi janjinya

11:31

berapa 10os Begitu di didiskusi kenapa bisa pun saya baca-baca orang bilang waktu babak pertama kita menang 5 begitu babak kedua tukar tempat kaget dukunnya Tukar tempat ke orang tukar tempat dia tidak tahu kalau ada babak pertama ada babak kedua anggota hanyalah baca-baca Ah ini mungkin Bapak ketawa mendengarkan itu tapi Gus Nur kemudian menasihatkan kita kenapa Anda mau minta tolong orang

12:00

seperti itu anda yang punya intelektual Anda yang punya ilmu sementara dia tidak mengerti peraturan sepak bola saja dia tidak tahu “Wih di mana?” Nah inilah di sinilah perlunya istikamah Bapak Ibu yang saya hormati Ini ini ini yang pertama Pak Jadi jadi orang yang istikamah itu akan didampingi malaikat Ah yang kedua yang kedua istimewa juga ini Yang kedua Pak Alhamdulillah kita semua ini Pak sehat-sehat Pak Ya

12:28

alhamdulillah sehat ah dan juga tidak musafir Nah kalau nanti kita semua ini yang istikamah kalau nanti suatu ketika kita sakit atau kita musafir maka ada amalan ada kebiasaan-kebiasaan kita yang selalu kita lakukan tetapi tidak bisa kita lakukan ketika kita sakit Maka Allah mencatatnya sesuai dengan

12:56

kebiasaan-kebiasaan kita Contoh seperti yang disampaikan tadi Bapak panitia misalnya kita sudah terbiasa salat duha Ah sudah terbiasa salat duha Begitu nanti kita sakit kita tidak mampu melaksanakan salat duha maka Allah mencatatnya sebagai orang yang melaksanakan salat duha Meskipun kita sudah tidak salat duha sudah terbiasa kita membaca Al-Qur’an tapi begitu kita sakit tidak bisa lagi kita membaca gak

13:24

ada kesempatan tidak enak perasaan tidak usah dipaksakan Tetapi Allah mencatatnya sebagai kita pembaca Al-Qur’an Nanti ketika kita mudik masih ada yang mudik di sini Pak ada Ah sudah tidak ada lagi Sudah tidak ada kampung takta tinggal halamannya Nah kalau misalnya kita mudik atau pulang tak sebutlah perjalanan jauh Kalau kita baca Al-Qur’an di mobil apa misalnya besar atau apa kita kita tidak

13:51

enak tidak usah Tetapi Allah mencatatnya sebagai orang yang melaksanakan ibadah sesuai dengan kebiasaan kita Dalam hadis disebutkan al abdu a safara Jika seorang hamba sakit atau sementara dia bermusafir kataballahu lahu mlu yalu shahihan wa mukima Ah ketika seorang hamba sakit atau dia bermusafir

14:20

maka Allah mencatatnya seperti apa yang dilakukannya ketika dia sehat dan ketika dia mukim Mengapa Allah memberikan pahala oleh karena sebenarnya kita mau kita mau salat duha sebenarnya kita mau salat tahajud sebenarnya kita mau membaca Al-Qur’an tetapi kondisi tidak memungkinkan artinya kita tidak laksanakan tapi dicatat mendapatkan pahala Ah itu yang sunat-sunat Pak Ya kalau kalau salat wajib ya tentu tetap

14:47

harus dilaksanakan Nah ini ini yang ini yang kedua Ah yang ketiga maukah kita semua meninggal dalam keadaan husnul khatimah ah tentu jawabannya insyaallah kita semua Ulama mengatakan seseorang akan meninggal sesuai dengan kebiasaan-kebiasaannya Pernah kita lihat

15:15

Pak di media sosial ada orang yang sementara sujud Begitu sujud tidak bangkit lagi meninggal berpulang ke rahmatullah Kira-kira 2 tahun yang lalu di Antosen Unhas sementara salat sunat di belakang tiang itu salat meninggal Waktu ada musabakah di Takalar ada dewan hakim dari Kabupaten Bone sementara memimpin salat subuh sementara

15:44

rukuk meninggal Ada yang sementara baca Quran di rumahnya Gubernur Jawa Timur sementara mengaji meninggal Ada yang sementara khotbah meninggal Ah coba kita pelajari itu bahwa semua orang-orang yang meninggal ini dalam kondisi seperti sesuai dengan kebiasaan-kebiasaannya Kalau terbiasa Ki membaca Al-Qur’an insyaallah meninggal dalam keadaan membaca Al-Qur’an Kalau terbiasa ki berzikir insyaallah kita meninggal dalam keadaan berzikir Kalau

16:12

selalu mengingat insyaallah kita meninggal sesuai dengan kebiasaan-kebiasaan kita Ah tapi ada juga yang sementara menjudi mati Hah yang sementara tongkang minuman keras mati Ada yang sementara sabung ayam mati ayamnya mati juga dia Ada yang sementara bermaksiat ah mati ditangkap sama polisi Yang meninggal ini Pak

16:40

laki-lakinya yang perempuannya ditangkap sama polisi Eh kau harus bertanggung jawab gara-gara kau orang mati Apa dia bilang kenapa saya harus ditangkap dia yang harus ditangkap Kenapa belum pak bayar n mati wah ini ini mati mati apa lagi namanya ini mati mati menderitalah ini orang seperti ini Orang meninggal sesuai dengan kebiasaan-kebiasaannya Ah terakhir sekali Bapak Ibu

17:09

terakhir supaya kita istikamah supaya kita istikamah Tolong jangan andalkan tenaga kita berdoai kepada Allah Subhanahu wa taala Apa doanya banyak Di antaranya Allahumma ya muqbalubika Ya Allah yang membolak-balikkan hati Tetapkan hati kami ya Allah dalam agama-Mu dan ketaatan-Mu Ah kita

17:39

berdoa Ada lagi Allahumma ainni Ya Allah bantu kami Ala zikrika wa syukrika wa husni ibadati Wahai ya Allah bantu kami ya Allah tolong kami ya Allah untuk selalu mengingat-Mu berzikirmu dan agar selalu ibadah kami bagus Paling terakhir Pak Paling terakhir Imam Al-Ghazali mengatakan kalau ada anjing mau menggigit kita bagaimana

18:11

supaya anjing itu tidak menggigit kita ada yang mengatakan lempar jangan dilempar semakin mengamuk itu Tapi bagaimana caranya panggil yang punya anjing Hei anjingmu Kalau tetangga saya nama nama anjingnya Metal Eh Metal pulang kau Langsung menunduk itu metal karena takut sama Tuhannya Ah begitu juga menghadapi setan Pak Jangan lawan tetapi minta tolong kepada yang menciptakan setan yang rajanya pemimpin

18:39

apa namanya ya yang menaklukkan setan itu siapa allah Subhanahu wa taala Kita memohon kepada Allah “Ya Allah bantu kami ya Allah hindari kami dari godaan-godaan.” Saya kira inilah yang menjadi pengisi waktu pada kesempatan ini Saya sangat bersyukur sekali karena sebulan saya ceramah di bulan suci Ramadan istimewa sekali malam ini Karena yang mengimami saya adalah ponakans Ah saya beliau adalah anak dari kakak saya

19:09

yang pertama Dan istimewa juga anak kita ini karena lima bersaudara laki-laki sudah empat di antaranya hafal Quran Alhamdulillah Alhamdulillah I mudah-mudahanlah istikamah dalam kebaikan Saya kira demikian Allahum asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Share your love

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *