اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
اَلْحَمْدُلِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِين
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ
Allah Subhanahu wa Ta’ala melarang kita berlaku mubazir, karena mubazir itu kebiasaan syetan, termasuk dalam berwudhu’ kita harus hemat penggunaan air.
?Wudhu’ dengan air yang sedikit dan mencukupi merupakan tanda faqihnya seseorang. Berwudhu’ dengan air yang sedikit termasuk keutamaan, bahkan meskipun ia berwudhu’ di lautan luas, di danau yg besar atau di sungai besar yang airnya berlimpah.
? Hadits riwayat Imam Abu Dawud. Beliau meriwayatkan dalam Sunannya, dari hadits ‘Abdullah bin Mughaffal, dia berkata, aku mendengar Rasulullah shallaLlahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
سَيَكُوْنُ فِي هَذِهِ اْلأُمَّةِ، قَوْمٌ يَعْتَدُوْنَ فِي الطَّهُوْرِ وَالدُّعَاءِ.
.
“Akan ada di umat ini suatu kaum yang melampaui batas (berlebihan) dalam bersuci dan berdo’a.” (HR. Abu Dawud).
Berapakah batas takaran berlebihan itu? Sekurangnya ada dua hal.
Pertama, memperhatikan takaran yang dipergunakan oleh Nabi _shallaLlahu ‘alaihi wa sallam.
Kedua, Kecukupan dalam bersuci sehingga kita dapat bersuci dengan sempurna.
❄️ Berapakah takaran air yang digunakan oleh Rasulullah shallaLlahu ‘alaihi wa sallam untuk berwudhu’? Mari kita periksa hadits berikut ini:
Dari Anas bin Malik radhiyaLlahu ‘anhu, beliau mengatakan:
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَوَضَّأُ بِالْمُدِّ، وَيَغْتَسِلُ بِالصَّاعِ، إِلَى خَمْسَةِ أَمْدَادٍ
“Nabi shallaLlahu ‘alaihi wa sallam berwudhu’ dengan satu mud (air) dan mandi dengan satu sha’ sampai lima mud (air)” (HR. Bukhari dan Muslim).
Berapakah satu mud air itu? Kira-kira sama dengan 600 ml.
Di antaranya sebagaimana kita dapati dalam hadits Shahih Muslim:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدِ بْنِ عَاصِمٍ الأَنْصَارِىِّ – وَكَانَتْ لَهُ صُحْبَةٌ – قَالَ قِيلَ لَهُ تَوَضَّأْ لَنَا وُضُوءَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَدَعَا بِإِنَاءٍ فَأَكْفَأَ مِنْهَا عَلَى يَدَيْهِ فَغَسَلَهُمَا ثَلاَثًا ثُمَّ أَدْخَلَ يَدَهُ فَاسْتَخْرَجَهَا فَمَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ مِنْ كَفٍّ وَاحِدَةٍ فَفَعَلَ ذَلِكَ ثَلاَثًا ثُمَّ أَدْخَلَ يَدَهُ فَاسْتَخْرَجَهَا فَغَسَلَ وَجْهَهُ ثَلاَثًا ثُمَّ أَدْخَلَ يَدَهُ فَاسْتَخْرَجَهَا فَغَسَلَ يَدَيْهِ إِلَى الْمِرْفَقَيْنِ مَرَّتَيْنِ مَرَّتَيْنِ ثُمَّ أَدْخَلَ يَدَهُ فَاسْتَخْرَجَهَا فَمَسَحَ بِرَأْسِهِ فَأَقْبَلَ بِيَدَيْهِ وَأَدْبَرَ ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَيْهِ إِلَى الْكَعْبَيْنِ ثُمَّ قَالَ هَكَذَا كَانَ وُضُوءُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Dari Abdullah bin Zaid bin ‘Ashim al-Anshari, dia adalah seorang sahabat Nabi, dikatakan kepadanya, “Praktekkanlah untuk kami wudhu’ RasuluLlah shallaLlahu ‘alaihi wa sallam.” Dia meminta wadah air, lalu minta dituangkan sebagian air itu pada kedua (telapak) tangannya, kemudian dia membasuhnya tiga kali.
?Lalu dia menuangkan ke satu (telapak) tangannya (ke dari wadah air itu), kemudian mengeluarkannya, lalu dia berkumur-kumur dan menghirup air ke hidung (istinshaq dan istinshar) dari satu telapak tangannya. Dia melakukannya tiga kali.
?Lalu dia menuangkan ke satu (telapak) tangannya (dari wadah air itu), kemudian mengeluarkannya, lalu dia membasuh wajahnya tiga kali.
❄️ Lalu dia menuangkan lagi ke satu (telapak) tangannya (dari wadah air itu), kemudian mengeluarkannya, lalu dia membasuh kedua tangannya sampai siku-siku dua kali, dua kali.
?Lalu dia menuangkan ke satu (telapak) tangannya (dari wadah air itu), kemudian mengeluarkannya, lalu mengusap kepalanya. Dia memajukan kedua tangannya lalu memundurkannya, kemudian dia membasuh kedua kakinya sampai mata kaki. Kemudian dia berkata, “Demikianlah wudhu’ RasuluLlah shallaLlahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Muslim).
? Dari contoh itu, betapa hematnya pemakaian air, mari kita berwudhu’ yg sempurna seperti dicontohkan Nabi, sangat minimalis menggunakan air serta memberitahukannya pada yg lain, wallahu a’lam bishawwaab…
? Semoga kita semua beserta keluarga selalu dalam keadaan sehat penuh keberkahan dan dalam limpahan Hidayah dari Allah Ta’ala serta mampu senantiasa menjaga dan memperbaharui wudhu’